Jumat, 28 Desember 2012

Seputar teknologi scanner ADF (Automatic Document Feeder)


Pada tahun 1993 scanner yang pertama kali dikenalkan ke pasar adalah Flatbed scanner, hal ini disebabkan oleh karena adanya kebutuhan untuk mencan kertas foto (pada saat itu teknologi kamera digital belum dipasarkan) dan majalah.

Pada sekitar tahun 2007 terjadi perubahan pada dunia teknologi Flatbed scanner, berkembangnya teknologi kamera digital dan semakin baiknya alat tampilan gambar seperti LCD panel yang terdapat pada perangkat smartphone dan monitor, sangat mempengaruhi peredaran dari produk Flatbed scanner,  hal ini disebabkan oleh karena orang sudah mulai jarang mencetak foto sehingga populasi kertas foto merosot dengan tajam.

Pada saat populasi Flatbed scanner mulai menyusut, terjadi perubahan yang mendasar pada produk ini, turunan dari Flatbed scanner ini adalah lahirnya perangkat "Multi Fungsi" yang menggabungkan teknologi scanner, printer, telepon dan FAX.

Contoh gambar perangkat multi fungsi:
(Perangkat Multi Fungsi)













 



Tetapi turunan dari Flatbed scanner tidak berhenti pada produk Multi Fungsi saja, teknologi lainnya juga dilahirkan dari produk tersebut salah satunya adalah scanner Automatic Document Feeder atau yang biasa disebut dengan scanner otomatis.


(Scanner ADF)

















(Dapat menampung kertas hingga 100 lembar 70gr.)

 



















Ada beberapa perbedaan hal yang mendasar antara Multi Fungsi dengan Scanner Otomatis, perangkat multi fungsi secara mendasar digunakan sebagai alat yang berfungsi untuk menduplikat dokumen (foto copy) sedangkan Scanner Otomatis sebagai alat yang berfungsi untuk menyimpan dokumen dalam jumlah yang sangat banyak ke dalam bentuk digital.

Kelebihan dari produk multi fungsi adalah dapat dioperasionalkan tanpa bantuan sebuah komputer (stand alone) sehingga sangat berguna untuk kebutuhan foto copy yang portable karena bentuknya yang relatif kecil dan ringan dibandingkan dengan alat mesin foto copy sedangkan kelebihan dari produk scanner otomatis adalah kecepatan proses scanning (kecepatan bervariasi mulai dari 15 lembar per menit hingga 12o lembar per menit) dan dilengkapi dengan fitur-fitur yang sangat membantu dalam kebutuhan scan.

Secara mendasar teknologi scanner ADF menggunakan teknologi scanner Flatbed yang dikembangkan untuk kebutuhan scanning dokumen dalam jumlah yang sangat banyak secara otomatis.

Karena pengembangan dari teknologi Flatbed scanner maka scanner ADF juga tersedia dalam pilihan sensor CIS (Contact Image Sensor) dan CCD (Charge Couple Device).

Perbedaan yang mendasar dengan Flatbed scanner adalah proses scanningnya, pada scanner Flatbed obyek/dokumen diletakkan pada area scan lalu sensor bergerak secara simetris untuk menangkap gambar, sedangkan pada scanner ADF obyek/dokumen diletakkan pada sebuah wadah (paper tray) yang dapat menampung mulai dari 50 lembar hingga 100 lembar kertas lalu secara otomatis obyek/dokumen akan ditarik secara satu persatu oleh scanner untuk di scan.

(Sensor bergerak simetris untuk merekam gambar, Tutup scanner berfungsi untuk mencegah cahaya dari luar scanner masuk)


(Paper Pad berfungsi sebagai penahan kertas sehingga kertas dapat ditarik secara satu persatu, Paper Roller berfungsi sebagai alat penarik kertas, Paper Sensor berfungsi sebagai alat pendeteksi keberadaan kertas, Sensor berfungsi sebagai alat perekam gambar)

Pada scanner Automatic Document Feeder (ADF) dilengkapi beberapa fitur yang sangat berguna untuk membantu memudahkan proses scanning, berikut beberapa fitur yang terdapat pada scanner ADF:

1. Auto Rotate, berfungsi untuk secara otomatis memutar dokumen kearah yg benar apabila kita salah meletakkan arahnya (hanya berfungsi untuk dokumen dengan teks bukan gambar/foto).

2. Auto Crop, berfungsi untuk secara otomatis menyesuaikan ukuran dokumen apabila kita melakukan scanning dokumen dengan ukuran yang berbeda-beda, misal: kita scan 3 lembar dokumen dengan ukuran A4 dan 5 lembar dokumen dengan ukuran A5.

3. Auto Deskew, berfungsi untuk meratakan hasil scan apabila terjadi penarikan dokumen yang miring (ada batas toleransi tertentu terhadap sudut kemiringan)

4. Continuous Scan, berfungsi untuk melakukan scan secara terus menerus apabila kita ingin melakukan scan dalam jumlah yang banyak dan melebihi daya tampung kertas, misal: total jumlah lemar dokumen yang akan discan adalah 200 lembar.

Cara kerja dari fitur ini adalah pada saat kertas yang discan sdh habis, software akan memunculkan sebuah menu "apakah proses scan sdh selesai? untuk lanjut, masukan kembali kertas pada paper tray, untuk selesai, klik tombol "Yes".

5. Remove Blank Pages, berfungsi untuk membuang halaman yang kosong sehingga kita tidak perlu menyimpan data halaman kosong, biasa fitur ini dibutuhkan apabila kita menscan dokumen dua sisi.

6. Remove Punch Hole, berfungsi untuk membuang dua lubang pada dokumen apabila dokumen sudah pernah di lubangi.

7. Format File, berfungsi untuk menentukan jenis format file untuk hasil scan, berikut beberapa jenis format file yang dapat kita gunakan: PDF, Searchable PDF, JPEG, BMP, PNG, TIFF, PCX, TXT, Excel, Word.

8. Saved Folder, berfungsi untuk menentukan Folder yang akan kita gunakan untuk menyimpan hasil scan, dapat juga digunakan pada Shared Folder yang terdapat di komputer lain yang berada didalam satu jaringan.

9. Color Setting, berfungsi untuk menentukan pilihan format warna yang kita inginkan, ada pilihan Color untuk hasil scan berwarna, Grayscale untuk hasil scan foto hitam putih dan Black and White untuk hasil scan dokumen hitam putih.

10. Resolution, berfungsi untuk menentukan berapa ukuran resolusi yang kita inginkan, penting sekali untuk memahami berapa ukuran resolusi yang dibutuhkan, untuk resolusi paling dianjurkan adalah 300dpi.

Karena masih terjadi banyak salah persepsi mengenai resolusi, banyak pemahaman bahwa semakin tinggi resolusi maka hasil scan akan lebih baik.
Faktor yang menentukan berapa resolusi yang kita butuhkan adalah media output (ingin di publikasikan kemana)

Misal kita hanya ingin menampilkan pada layar monitor saja, berarti resolusi yang cukup kita pakai adalah 100 dpi, hal ini disebabkan oleh karena resolusi monitor adalah 72dpi.

Misal kita hanya ingin mencetak kembali hasil scan ke printer laser atau inkjet, maka resolusi yang kita butuhkan adalah 300dpi.

Apabila kita ingin melakukan pembesaran 2x, misal dokumen A4 ingin kita cetak pada media dengan ukuran A3, maka resolusi yang kita perlukan adalah 600dpi. begitu juga seterusnya berlaku kelipatan.

Mengapa kita perlu memperhatikan ukuran resolusi yang kita pakai? jawabannya adalah besar ukuran dari hasil scan, semakin tinggi resolusi yang kita pakai maka besar file dari hasil scan tersebut juga menjadi bertambah besar. 

11. Tombol Scan, berfungsi untuk menyimpan beberapa jenis profil scan, sehingga kita dapat menentukan profil yang dibutuhkan dan dapat memudahkan proses scan.

Misal kita menyimpan sebuah profil untuk menscan "Sales Invoice" dengan settingan yang sudah kita tentukan terlebih dahulu dari resolusi, folder tujuan, jenis warna, format file, ukuran dokumen, dll. pada sebuah tombol scan.

Jadi setiap saat kita ingin menscan "Sales Invoice" tersebut kita cukup menekan tombol scan yang sudah kita tentukan sebelumnya.

Jumlah tombol scan yang terdapat pada setiap scanner berbeda-beda tergantung dari merek, tipe dan pabrikannya.

 
Contoh video proses scan menggunakan scanner otomatis.

Kesimpulannya adalah: alat perangkat keras scanner berfungsi sebagai alat input di komputer kita, karena ada berbagai macam kebutuhan scan, maka scanner mengalami perubahan bentuk dan cara kerja mengikuti kebutuhan tersebut, salah satunya adalah teknologi ADF, karena dengan bantuan teknologi ADF, kita dapat melakukan proses scan dengan mudah dan waktu yg sangat cepat sekali.

Mudah-mudahan bermanfaat! :)

2 komentar: